Pameran Kaligrafi GHN, Upaya Menggaungkan Karya Seni Islami
Para seniman kaligrafi foto bersama dengan Ketua LPTQ Pekanbaru Dr H Idrus (lima dari kiri) dan Ketua GHN Furqon LW (empat dari kiri) dalam pembukaan Pameran Kaligrafi Kontenporer Riau dengan tema "Waw" di GHN, Anjungan Kampar Lt 2 komplek Bandar Seni Raja Ali Haji (Bandar Serai) Purna MTQ, Pekanbaru, Ahad 26 Februari 2023. (GALERI HANG NADIM)
PEKANBARU, Riaupunya.com -- Galeri Hang Nadim (GHN) mengawali tahun 2023 dengan menyelenggarakan Pameran Kaligrafi Kontenporer Riau dengan tema "Waw" (yang ditandakan dengan huruf "waw" dalam akasa Arab yang berarti "dan") yang akan berlangsung selama 22 hari, 25 Februari hingga 18 Maret 2023. Kegiatan ini dilansungkan di GHN, Anjungan Kampar Lt 2 komplek Bandar Seni Raja Ali Haji (Bandar Serai) Purna MTQ, Pekanbaru.
Ketua Lembaga Pengembangan Tilawatil Qur'an (LPTQ) Kota Pekanbaru, Dr H Idrus SAg MAg, saat membuka pameran ini pada Ahad 26 Februari 2023, mengaku senang dan bangga dengan apa yang dilakukan oleh GHN. Menurutnya, dengan terus menyemarakkan seni kaligrafi ini, maka Al-Qur'an dan Hadist Nabi Muhammad akan terus dibaca dan diingat oleh umatnya.
"Saya yakin, orang yang akan menulis pasti akan membaca lebih dulu. Jika dia menulis tentang ayat Al-Qur'an dan Hadist, pasti akan membaca lebih dulu dua kitab tersebut. Dengan begitu, Al-Qur'an dan Hadist akan terus dibaca oleh penulis atau pelukis kaligrafinya, juga oleh penikmat seni tersebut. Saya berharap seni islami seperti ini terus digaungkan," jelas Idrus.
Di bagian lain, Ketua GHN, Furqon LW, menjelaskan, pameran kaligrafi sudah diazamkan oleh GHN akan menjadi jadwal tahunan. Untuk awal tahun ini, tema yang diangkat adalah kaligrafi huruf jawi, atau Arab Melayu. Alasannya, bahasa Melayu sejak dulu sudah menjadi lingua franca dalam pergaulan masyarakat di Asia Tenggara. Dan salah satu provinsi yang mewarisi aksara Arab Melayu tersebut adalah Riau.
"Harapan kami, aksara Arab Melayu ini akan terus dipelajari dan digali oleh masyarakat Riau, salah satunya lewat kaligrafi. Namun, kami tidak kaku dengan tema tersebut dalam pameran ini karena selama ini kaligrafi kan identik dengan Al-Qur'an dan Hadist," jelas Furqon.
Pameran ini diikuti 22 karya yang dihasilkan oleh 15 kaligrafer lewat kurasi yang dilakukan oleh Fachrozi Amri dan Muhammad Rafles yang juga Ketua Perkumpulan Kaligrafi dan Zukhrufah Indonesia (Perkazi) Provinsi Riau.
Para seniman kaligrafi yang ambil bagian dalam pameran ini adalah Alza Adrizon, Ari Iziana, Armen Titof, Bens, Sani, Fitri Sun, Hasanah, Herman Pelani, Khalil Zuhdy Lawnarain, Kodri Johan, Muhammad Khoiruli, Nuranini, Nur Rahmah, Tengku Eko, Topan Jihadullah, Aswatun Alifah, dan Yelmi Nanda Resfi.
Salah seorang kaligrafer yang datang dari Tanjung Kuras, Sungai Apit, Siak, Nuranini, mengaku bahagia dan senang bisa kit ambil bagian dalam pameran kali ini. Menurutnya, pameran ini akan memacu para seniman kaligrafi untuk terus berkarya.
"Tentu saya sangat senang karya saya lolos kurasi dan bisa ikut dalam pameran ini. Selain akan memacu para seniman kaligrafi Riau untuk terus berkarya, juga seniman dari kampung saya di Tanjung Kuras, Siak," jelas alumni Fakultas Ekonomi Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta yang memilih mengabdi di kampung halamannya tersebut. (rls)