Cerpen
LEMBAYUNG SENJA
BERLAHAN Bendri membuka amplop warna merah muda, tertulis untuk sesorang yang sangat special, bergetar jari jemarinya saat menyentuh lembaran kertas surat berbunga dengan aroma harum melati menyeruak memasuki rongga hidung terus sampai kehati, ada tiga lembar surat yang terlipat rapi. Dengan prasaan yang tidak menentu mulai dibacanya kata demi kata yang terukir indah….
Sengaja kutulis surat ini untuk mu yang sangat special …
Ada sesuatu jauh di dalam hatiku, perasaan aneh yang sepertinya tidak aku mengerti. Aku tidak benar-benar tahu mengapa kamu selalu ada di pikiranku setiap saat. Setiap kali kamu dekat, aku tidak tahu harus berbuat apa. Ketika kamu mulai berbicara, aku hampir tidak menemukan kata untuk diucapkan...sepertinya aku kehabisan napas. Jantungku berdetak begitu kencang.
Aku merasa melayang setiap kali kamu berada disisi. Begitu banyak keindahan mengelilingi aku setiap kali kamu tersenyum. Sepertinya kamu adalah segalanya ... dan aku benar-benar berpikir, aku telah jatuh cinta padamu. Aku mencintaimu.
Aku berharap dan berharap kamu merasakan hal yang sama juga. Betapa aku berharap kita bisa bersama suatu hari nanti tetapi jika itu jauh dari terjadi, jika cinta tidak memberi jalan bagi kita karena semua yang kamu inginkan dariku hanyalah persahabatanku, tidak apa-apa bagiku.
Aku akan tetap mencintaimu apapun yang terjadi. Namun, jika kamu merasakan hal yang sama juga, kamu pasti akan membawa sukacita bagi jiwaku yang kesepian. Kamu pasti akan memberi kehangatan pada malam-malam sepiku yang dingin. Bunga akan mekar di sepanjang jalanku dan kamu akan melihat senyum di hatiku setiap hari.
Terasa sesak didada, panas diseputar mata, kata demi kata yang terucap di surat membuat perasaannya tak menentu, seakan tak kuasa melanjutkan membaca lembaran terakhir.
Hampir empat tahun kita melangkah bersama, menyusuri trotoar, jalan setapak, tangga dan teras kampus, berdiskusi, bercanda terkadang juga bertengkar, saling diam namun kesabaran mu menghadapi egoku membuat semua yang kita lalui menjadi indah. Sampai akhirnya waktu memisahkan kita, kini semua telah usai, aku kembali pulang kenegerku Malaysia.
Namun cintaku padamu tidak akan pernah padam sampai kapanpun, walau kita tidak akan pernah bersua lagi, karena pergiku tak akan kembali, surat inilah sebagai penganti diriku, kutulis pertama kali sekaligus yang terakhir untuk mu.
Biarlah kupendam rindu sampai akhir hayat nanti, doaku… dirimu akan mendapatkan jodoh yang mencintai, mengasihi, menyayangi dan membahagiakan mu.
Pabila tak kuat rasa ingin melihatmu, aku akan memandang Lembayung Senja, dimana kita selalu nikmati bersama saat melepas lelah dari banyaknya tugas-tugas kuliah…..
Itulah betapa aku mencintaimu. Itulah betapa aku menginginkanmu dalam hidupku.
Maafkan aku sahabatmu yang telah mencintaimu….
Noor Azizah binti Dt Ibrahim Ahmad
“Ayah….. ayo ke pantai Lembayung sudah mulai terlihat..”
Bendri tersentak dari lamunan panjang oleh teriakan putranya, mereka sedang liburan di Pantai Cenang salah satu pantai terpanjang di Langkawi Malaysia.
Seraut wajah yang selalu bersama dua puluh tahun lalu tersenyum diantara lembayung senja. Noor Azizah mahasiswi asal Malaysia sahabatnya dibangku kuliah es satu dulu.
“kita bertemu di lembayung senja, semoga dirimu senantiasa bahagia” hela Bendri sambil terus memandangi lembayung senja menghilang bersama datangnya malam.
Pan-Am, 7 september 2024