Kisah Inspiratif
DR MUH RIZKI, “Dari Takmir Mesjid Meraih Gelar Doktor Fiqih Filantropi”
PEKANBARU -- Sabtu, 9 Maret 2024, gemilangnya semangat dan ketekunan untuk mengejar cita-cita telah mengantarkan Muh Rizki, seorang mahasiswa Universitas Islam Indonesia menuntaskan pendidikannya pada program doktoral hukum Islam. Prosesi wisuda yang mengharukan, menandai pencapaian luar biasa sejumlah mahasiswa, hal itu jugalah yang dirasakan oleh Rizki. Semua ibarat mimpi baginya, gelar Doktor Fiqih Filantrofi dalam usia yamg masih muda 29 tahun, suatu pencapaian yang istimewa karena tidak semua dapat meraihnya.
Meski berasal dari kampung kecil yang tersembunyi di Pintu, Pasir Sialang, Bangkinang, Kabupaten Kampar, Muh Rizki membuktikan bahwa kekurangan ekonomi orang tua bukanlah penghalang bagi mereka yang mempunyai semangat juang yang membara. Menapaki jalan pendidikan tinggi bukanlah mimpi belaka baginya, namun sebuah perjuangan yang penuh arti dan pengorbanan.
Setelah menamatkan pendidikan Sekolah Dasar 005 LK Pasir Sialang Bangkinang, Anak bungsu dari enam bersaudara dari pasangan Sulaiman dan Nur Aini ini, mulai meninggalkan rumah untuk melanjutkan pendidikan di MTS sampai menamatkan Madrasah Aliyah di Pondok Pesantren Daarun Nahdha Tawalib Bangkinang.
Alumni angkatan ke 60 Daarun Nahdha ini melanjutkan kuliah ke jenjang Starata Satu dengan merantau ke Kota Pekanbaru, UIN SUSKA Riau menjadi pilihannya menambah ilmu, selama menekuni study S1, Rizki tinggal di masjid Nurul Yakin Perumahan Graha Rawa Bangun jalan Suka Karya Panam, mengabdi sebagai takmir, imam dan mengajar mengaji.
Semangat dalam menuntut ilmu membuatnya tidak berpuas diri sekedar menyelesaikan jejang S1, hal inilah yang mengantarkannya merantau lebih jauh ke pulau jawa melanjutkan kuliah Strata Dua (S2) di Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta. Di negeri Sultan Jawa ini Rizki kembali mengabdi sebagai takmir masjid dan mengajar mengaji di masjid jamik Sorogenen 1, Purwomartani, Kalasan, Sleman, jaraknya dari kampus UII 25 menit perjalanan sepeda motor.
Istiqomah mewakafkan diri mengabdi di rumah Allah, membawa berkah bagi Rizki, dalam waktu 2 tahun S2 Hukum Islam diselesainya. Dan takdir serta doa para Jemaah serta murid-murid mengajinya mengantarkannya pula melanjutkan kuliah Strata tiga (S3) di kampus yang sama dengan prodi hukum Islam. Disamping mengabdi di masjid, Rizki juga aktif di kampus sebagai moderator dan pembicara di berbagai pertemuan ilmiah.
Program doktor hukum Islam diselesaikannya dengan sempurna, meraih IPK 3,89 predikat sangat memuaskan, telah menorehkan namanya dalam lembaran sejarah di Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta dengan meraih gelar doktor di bidang hukum Islam fiqih filantropi. Namun, keberhasilannya ini tidak terwujud begitu saja. Selama menempuh pendidikan di Yogyakarta, dia tidak hanya menjadi pelajar yang rajin, tetapi juga menjadi pilar penting di komunitasnya.
Sebagai seorang takmir dan imam masjid jami', Rizki membagikan cahaya kebaikan dan bimbingan rohani kepada sesama. Keyakinannya yang kokoh bahwa menolong agama Allah akan mendatangkan pertolongan Allah telah membimbing langkahnya menuju kesuksesan. Baginya, setiap amal baik yang dilakukan akan menjadi pendorong bagi kebaikan yang lebih besar lagi.
Tidak hanya keluarga yang bangga akan pencapaian luar biasa Muh Rizki, tetapi juga Kabupaten Kampar dan terutama kampung halamannya, Pasir Sialang. Harapan besar terpancar dari hadirnya seorang putra terbaik yang kini bergelar doktor. Masyarakat Pasir Sialang diharapkan akan semakin berkembang dan menjadi contoh bagi daerah sekitarnya. Keberhasilan Muh Rizki menjadi motifasi bagi generasi muda untuk berjuang memajukan kampung halaman mereka, serta menorehkan prestasi demi kemajuan bersama.
Saat ini Doktor Muh. Rizki sudah kembali ke tanah kelahirannya, semoga dapat mengabdikan ilmu di perguruan tinggi di Bumi Lancang Kuning. Sangatlah rugi kiranya kalau perguruan tinggi di kampung halaman tidak berikan kesempatan untuknya mengabdi. (rls)