Kamis, 19 Desember 2024 - 21:43:28 WIB

Oleh : Iman Munandar, S.H., M.H**

Dilema Pilkada Oleh Parlemen Daerah

KEPALA Daerah merupakan pemimpin yang dihasilkan melalui pemilihan secara demokratis dan langsung. Wacana memilih kepada daerah oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah secara langsung memantik kecurigaan publik, bahwa kepala daerah yang dipilih hanya akan ditentukan oleh beberapa puluh orang saja di DPRD. Melihat perkembangan praktek korupsi, kolusi dan nepotisme serta hancurnya etika elit politik baik di tingkat nasional terlebih tingkat daerah yang terlihat secara gamblang dihadapan rakyat, tentu upaya tersebut adalah momok terbesar kedepan.

Pemilihan kepala daerah oleh rakyat seyogyanya tidak dibenturkan pada ongkos politik yang terlalu mahal jika saja partai politik telah memiliki kekuatan struktural kebawah, proses kaderisasi yang kuat serta peran pemerintah memberikan pendidikan politik yang seharusnya kepada masyarakat. Implementasi pilkada yang sedang berlangsung saat ini adalah bagian dari proses demokrasi yang baik.

Masyarakat tidak semestinya dijadikan objek bersalah terhadap mahalnya ongkos politik para calon kepala derah. Dibeberapa kejadian, kepala daerah yang berhasil memenangi Pilkada yang dipilih oleh rakyat, kenyataannya bukan berasal dari keluarga kaya raya, bahkan ada kandidat yang memiliki harta hanya ratusan juta namun dapat memenangkan kontestasi Pilkada. Namun tidak dapat dipungkiri juga, bahwa ada kandidat yang secara sengaja menghambur-hamburkan uang hingga puluhan bahkan ratusan milyar faktnya gagal memenangi kontestasi Pilkada.

Mahalnya ongkos politik justru bukan hanya terjadi pada Pilkada yang dipilih oleh rakyat, justru ongkos politik terbesar adalah akumulasi total seluruh biaya para Caleg DPRD Provinsi hingga Caleg DPRD Kab/ Kota. Dibanyak tempat seorang Caleg DPRD Provinsi maupun Kabupaten/ Kota untuk bertempur pada Pileg dapat menghabiskan dana hingga milyaran rupiah. Tentu ini menjadi pekerjaan rumah utama bagi pemerintah dan partai poltik untuk memperbaiki sistem Pemilu Parlemen yang kenyataannya jauh lebih mahal dari pada Pilkada.

Upaya mengubah pemilihan kepala daerah melalui DPRD dapat terindikasi hanya sebagai keinginan sekelompok elit berkuasa hingga tingkat kabupaten/ kota dengan membentuk oligarki. Hal ini juga merupakan tindakan merampas hak masyarakat yang selama ini telah diberikan. Tentu mayoritas masyarakat tidak akan menerima tindakan mutilasi hak masyarakat tersebut. Tindakan yang bersikap pemaksaan melalui revisi Undang-undang oleh mayoritas elit yang berkuasa demi melanggengkan Pemilihan kepala daerah oleh DPRD, sangat kentara sebagai upaya terstruktur menguasai kepala-kepala daerah.

Negara harus dapat memberikan penghormatan kepada hak warga memilih secara langsung pemimpin mereka didaerah, bukan malah merusak tatanan yang seharusnya diperbaiki oleh negara agar sistem demokrasi langsung melalui rakyat lebih baik dan matang. Parlemen seharusnya lebih fokus memperbaiki tata kerja fungsinya (anggaran, legislasi, pengawasan) agar dapat lebih bermanfaat untuk masyarakat. Menambah fungsi perlemen daerah untuk memilih kepada daerah akan semakin membuat tumbuh suburnya praktek korupsi, kolusi dan nepotisme dikalangan elit. Rakyat hanya akan dijadikan sapi perahan pajak, rendahnya kualitas pelayanan publik dan buruknya tanggung jawab kepala daerah kepada rakyat akibat tidak lagi dipilih oleh rakyat.

Indonesia yang berpeluang menjadi negara maju, diharapkan tidak mundur dalam praktek demokrasi Pilkada. Masyarakat secara langsung wajib diberikan kesempatan memilih pemimpinnya. Penguatan praktek-praktek demokrasi adalah tugas utama pemerintah dan partai politik. Harapan bersama tentu di zaman yang sudah sangat maju, keterbukaan informasi, kemajuan teknologi tentu yang diharapkan adalah pemerintah serius dan mampu meningkatkan taraf hidup dan penghasilan masyarakat serta membuka peluang berusaha dan lowongan kerja sebesar-besarnya. Kita tentu berharap tidak malah terjebak hanya pada pesta demokrasi rakyat yang berlangsung sekali lima tahun saja.

** Penulis adalah Pegiat Demokrasi

Berita terkini

Oleh : Abdul Wahid*

“HALAL” Gaya Hidup Muslim

Kamis, 14 November 2024 - 19:46:00 WIB
Oleh : Abdul Wahid*

Menakar Pasangan Bacalon Gubri

Minggu, 15 September 2024 - 05:28:35 WIB
Catatan Zulmansyah Sekedang

KLB PWI: HCB Harga Mati!

Jumat, 16 Agustus 2024 - 08:38:58 WIB
Oleh : Abdul Wahid*

Bijak MEMILIH di PILKADA Serentak

Sabtu, 27 Juli 2024 - 14:35:16 WIB
Oleh : Abdul Wahid *

PUASA “SATU RASA” RAMADAN

Sabtu, 02 Maret 2024 - 23:38:08 WIB
Oleh : Abdul Wahid*

MEMILIH TAKDIR

Minggu, 04 Februari 2024 - 22:45:48 WIB
Oleh : Abdul Wahid*

Menjaga DEMOKRASI Mencintai NKRI

Rabu, 24 Januari 2024 - 08:40:36 WIB
Oleh : Abdul Wahid*

DEBAT yang DIPERDEBATKAN

Senin, 25 Desember 2023 - 23:10:30 WIB
Oleh : Abdul Wahid*

30 September 65

Sabtu, 30 September 2023 - 09:05:21 WIB
Oleh : Abdul Wahid*

"Simalakama" SK P3K

Selasa, 29 Agustus 2023 - 06:10:35 WIB
Oleh : Abdul Wahid*

KEMERDEKAAN

Sabtu, 12 Agustus 2023 - 05:00:53 WIB
Oleh : Dr.H.Bagus Santoso

Bengkalis Negeri Jelapang Padi

Minggu, 30 Juli 2023 - 11:05:50 WIB
Oleh : Abdul Wahid*

Mengulas Curhatan Jemaah Haji 1444 H

Jumat, 28 Juli 2023 - 06:20:21 WIB

Tahniah Hari jadi Bengkalis

Selasa, 25 Juli 2023 - 15:47:05 WIB

Prospek Wisata Hutan Mangrove di Pulau Rupat

Jumat, 21 Juli 2023 - 13:49:34 WIB
Oleh : Abdul Wahid*

KOMPETISI

Minggu, 04 Juni 2023 - 17:40:58 WIB
Oleh : Abdul Wahid

Mohon Maaf Lahir dan Batin

Minggu, 30 April 2023 - 12:30:10 WIB
Oleh : Abdul Wahid

SYAWAL Meningkat atau Menurun

Kamis, 20 April 2023 - 10:15:06 WIB
Oleh: Abdul Wahid*

LAILATUL QADAR

Senin, 17 April 2023 - 07:00:33 WIB
Oleh: Abdul Wahid

Tarawih

Sabtu, 01 April 2023 - 23:30:15 WIB
Oleh : H Abdul Kudus Zaini

Mata Adalah Pelopor Syahwat

Rabu, 29 Maret 2023 - 10:41:22 WIB
Catatan H. Abdul Wahid M. IKom

Maroko di Pusaran Bola Dunia

Senin, 12 Desember 2022 - 07:50:12 WIB

Cari Judul Berita

Riau Punya Update

Follow Twitter

Google+