Upacara Detik-Detik Proklamasi di Kantor Gubernur Riau
Riaupunya.com - Gubernur Riau Arsyadjuliandi Rachman jadi inspektur upacara peringatan Detik-Detik Proklamasi, Hari Ulang Tahun (HUT) ke-72 Republik Indonesia, Kamis 17 Agustus 2017 . Bertindak sebagai komandan upacara, yakni AKBP Laode Proyek yang sehari-hari adalah Komandan Detasemen (Kaden) A Sat Brimob Polda Riau.
Ada pun tiga orang Pasukan Pengibar Bendera (Paskibra) Merah Putih adalah Fuad Husein Har, pelajar SMA Negeri 1 Bangko, Rohil. Kemudian Muhammad Al Qori, pelajar SMA Negeri 1 Bangko serta Rohit Rangga Saputra, pelajar SMA Negeri 1 Kandis.
Sementara untup pembawa baki, dipercayakan kepada The Putri Claudia Viktoria, pelajar SMA C9 Pangkalan Kerinci, Pelalawan.
Pelaksanaan upacara bendera 17 Agustus ini berjalan khidmad dan lancar. Tiga pelajar yang bertugas membawa dan menaikan bendera sukses melaksanakan tugasnya. Begitu juga pembawa baki saat mengambil bendera merah putih dari atas podium yang diserahkan langsung Gubernur Riau.
Begitu juga sejumlah Paskibra lainnya termasuk pasukan gabungan TNI/Polri yang tergabung dalam Paskibra tersebut.
Hadir juga Ketua DPRD Riau Septina Primawati yang pada kesempatan ini membacakan teks proklamasi. Kemudian para Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) seperti Kapolda, Danrem, Kajati, Danlanud Roesmin Nurjadin Pekanbaru, Danlanal Dumai, para Bupati Walikota se Riau, para pejabat di lingkungan Pemprov Riau, para veteran, tokoh masyarakat dan agama serta berbagai undangan lainnya.
Ada pun sebelum upacara peringatan Detik-Detik Proklamasi HUT RI tersebut, digelar sebuah parodi perjuangan rakyat Riau dalam melawan penjajah ditampilkan, menjelang dilaksanakannya apel upacara Hari Kemerdekaan 17 Agustus.
Pada parodi ini, diceritakan bagaimana awalnya masyarakat yang hidup dengan damai ini tiba-tiba harus menderita akibat praktek penjajahan oleh Belanda. Rakyat dan para pejuang yang saat itu masih dipimpin kerajaan, berupaya melawan, mengusir.
Hingga kemudian, kelicikan Belanda yang suka mengadu domba akhirnya harus dilawan dengan 'kelicikan' pula. Dimana seorang raja bersama pengikutnya berniat ingin menyerahkan wilayah kerjaannya, tanpa perlawanan sedikit pun.
Belanda yang awalnya merasa 'penghianatan' itu sebagai kabar gembira, lalu mengelar pesta pora. Namun penyerahan wilayah itu rupanya hanya tipu muslihat saja. Karena disaat tentara Belanda asik berpesta pora, tiba-tiba serangan mendadak datang menyerbu para pejuang bersama masyarakat.
Tentara Belanda pun akhirnya banyak yang mati dan ditawan. Pekikan kemerdekaan dari penjajah pun berkumandang oleh para pejuang, yang tanpa kenal lelah membebaskan negeri ini dari penjajahan.
Parodi perlawanan pejuang dari Riau melawan penjajah ini pun disaksikan Gubernur Riau Arsyadjuliandi Rachman yang sebentar lagi akan menjadi inspektur upacara. Kemudian hadir juga Ketua DPRD Riau Septina Primawati, Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda), mulai Kapolda, Danrem, Kajati. Para pejabat di lingkungan Pemprov Riau, veteran, tokoh masyarakat dan agama serta berbagai undangan lainnya.(yai)